Transportasi London 1

Angkut 10 Juta Penumpang Per Hari

Di London, transportasi dikelola dengan berbasis pada angkutan umum. Untuk melayani 12,65 juta penduduknya (7,17 juta di antaranya di pusat kota), London menyediakan 11 line tube (KA bawah tanah), 3 line trem, dan 700 rute bus. London memang memiliki angkutan bus terbesar di dunia dengan 8.000 armada yang beroperasi 24 jam penuh. Bus di London terdiri dari 3 jenis, yaitu “bus tumpuk” (double decker), bus biasa, dan bus gandeng. Yang disebut terakhir ini mirip dua gerbong KA yang dijadikan satu. Angkutan bus mengangkut lebih dari 6 juta penumpang per hari. Bila ditambah moda transportasi lain (tube, trem, KA overground, dan feri sungai), lebih dari 10 juta penumpang tiap hari terangkut di London.

Dengan jumlah penglaju yang jauh lebih besar dibanding Surabaya (penduduk Surabaya hanya sekitar 2,8 juta), transportasi di London jauh lebih bisa diandalkan dan memudahkan pengguna. Hal ini karena Pemkot London –dan Inggris secara umum– menggunakan filosofi angkutan umum. Mereka menyediakan angkutan umum secara masif, relatif murah, dan mudah diakses hingga 24 jam dan membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

Jika DPRD Surabaya dan Pemprov Jatim mendesakkan pembangunan jalan tol yang membelah Surabaya dari selatan ke utara (wilayah yang sebenarnya sudah dilalui banyak angkutan umum), London justru menerapkan congestion charge. Congestion charge adalah denda yang harus dibayar oleh pengguna kendaraan pribadi yang melaju di bagian tertentu London. Kebijakan yang dimulai tahun 2003 ini awalnya hanya untuk wilayah pusat London, lalu dikembangkan ke wilayah barat London. Tidak tanggung-tanggung, besarannya mencapai 10 pound (sekitar Rp 144.000) per kendaraan yang melintas antar zona. Padahal, bepergian dengan tube di seluruh wilayah London sehari penuh hanya dikenai biaya 6,3 pound (sekitar Rp 91 ribu). Setelah kesadaran warga makin membaik, terbukti dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi, kini wilayah wajib congestion charge dipersempit kembali. Sebaliknya, DPRD Surabaya dan Pemprov Jatim justru tampak ingin mendorong penggunaan kendaraan pribadi dengan membangun apa yang disebut tol tengah kota.

Memang, transportasi di London bukanlah layanan yang sempurna. Sejumlah warga London mulai mengeluhkan tube yang penuh sesak. Memang, tube-tube menjadi seperti mau “meledak” kelebihan penumpang saat melintasi stasiun-stasiun di pusat kota, terutama di jam-jam berangkat dan pulang kerja. Tube line seperti Circle dan Central yang mayoritas melintasi pusta kota nyaris tak pernah kekurangan penumpang.

“Kayak busway di jam sibuk,” kata Indah Andarini yang menyusul suaminya ke Edinburgh. Dia sempat jalan-jalan di London selama 4 hari.

Bedanya, kata warga asal Jakarta ini, tube hampir selalu datang tepat waktu. Mereka yang ingin menghindari sesaknya tube juga bisa memilih bus. Inilah kelebihan sistem transportasi London yang lain: integrasi antara stasiun tube dan KA overground, terminal bus, dan bahkan dermaga feri jadi satu. Dengan demikian, penglaju memiliki alternatif lebih banyak. Stasiun Paddington, misalnya, melayani 4 jalur tube, sejumlah rute bus, dan KA overground (KA lintas kota). Stasiun King’s Cross St. Pancras (tempat syuting Harry Potter) malah melayani 6 jalur tube, banyak jalur bus, dan juga jalur KA antar negara, sementara Stasiun Embangkment melayani 4 jalur tube, sejumlah jalur bus, 1 jalur KA overground dan 1 jalur feri sungai. Mayoritas stasiun yang berada di tepi Sungai Thames sekaligus melayani angkutan feri. Inilah perbedaan London dan Surabaya meski sama-masa berada di hilir. Sungai Thames masih bisa dilayari dengan feri, sementara Kalimas, menurut Ecoton, justru dipenuhi WC helikopter.

Dengan pola integrasi seperti itu, mayoritas stasiun di London memang terbilang besar dari segi ukuran. Namun, pengguna angkutan tidak bingung, termasuk mereka yang baru pertama kali masuk ke London. Penyebabnya ada dua, yaitu banyaknya informasi (di brosur gratis, di dinding, bahkan di lantai), serta selalu ada ada petugas tempat bertanya. Termasuk di stasiun sangat kecil yang cuma melayani 2 jalur tube sekali pun. Petugas ini ada di bagian ticket and assistance. Kalau di Surabaya bagian “halo-halo” dan penjual tiket dibedakan, di London disatukan. Efisien.

“Saya beli tiket dan tanya-tanya ke mereka saja,” kata Indah. “Praktis daripada beli tiket di vending machine,” lanjutnya.

Peta London dan jalur-jalur tube disediakan gratis di semua stasiun. Karena itu, hampir tiap waktu di tiap stasiun kita temui warga bule yang menekuri peta. Mereka biasanya warga luar London.

Leave a comment